Pages

Senin, 23 Februari 2015

Aku = Mereka

Berdiri disini, menghadap jutaan pintu yang sedang tertutup.
Entah pintu apa itu. Cerita apa yang mereka simpan? Tanah sehijau apa yang ada disana?
Sama sekali tak tau. Hanya warna dari tiap pintu yang memojokkanku. Seolah menertawai kebimbanganku memilih. Aku pun ikut tertawa.

Untuk apa aku memilih? Kenapa tak kubuka semua pintu ini?
Atau, langsung saja kuhancurkan semua!
Apa gunanya membeda-bedakan jika diakhir semua kembali sama?
Kembali menduduki satu tujuan yang terlalu lebar sehingga tak ada fokus di sana.
Untuk apa semua ini?

Aku memutar tubuhku. Melihat pintu-pintu yang sudah kubuka.
Dengan jelas kulihat berbagai pintu itu. SAMA. Aku didalam dunia baru, dan ternyata semua sama. Aku melihat sekelilingku. Berjuta makhluk lain juga sedang memilih pintu itu. Kulihat darimana asal mereka. Pintu yang berbeda. Apa gunanya pintu-pintu ini?! Kami berdiri di titik yang sama, garis yang sama. Apa yang membedakan kami?
Pilihan. Hanya itu. Kami semua memilih antara hitam dan putih hanya untuk menuju sebuah daerah lebur yang bernama kelabu. Aku melihat makhluk sesamaku. Tak ada yang benar-benar putih dan tak ada yang benar-benar hitam. Tak peduli pilihan mereka. Aku? Sama saja seperti mereka! Hanya pilihan kami menuju titik ini yang berbeda.

Cerita perjuangan kami yang masing-masing yakin perjuangannya lebih melelahkan. Lebih beruntung. Kenapa tak ada dari mereka yang sadar bahwa ini semua sama.
Penyampaian. Penyampaian seperti apa yang mereka suka? Yang berlebihan? Yang merendah? Atau yang sesuai dengan kenyataan? Tidak… bukan yang terakhir. Takkan bisa kita bertahan dalam netral. Tapi apa benar yg berlebihan dan yang merendah lebih baik? Bukannya sama sama melelahkan?

0 komentar:

Posting Komentar