Pages

Kamis, 25 Juni 2015

Serunya Festival Danau Sentani 2015


Hello blogger! We all know that Indonesia is a supeeeeerr-beautiful country. Banyak banget pemandangan alam yang sebenernya masih bisa terus kita explore. Jadi gak perlu lah kita jauh-jauh keluar negeri buat liburan. Cukup di Indonesia, kita udah bisa dipuasin sama pemandangan yang stunning di sini.
Kali ini gue pengen bahas soal Danau Sentani di Papua sono. Pernah denger kan? Danau Sentani ini katanya danau paling indah dan udah diakuin juga oleh internasional. Ada pernah ke sana? Hehhehe GUE UDAAAH! *sombong*
Terus pernah denger juga gak sih Festival Danau Sentani? Festival kebudayaan yang diselenggarain di Dermaga Sentani, Distrik Sentani Timur, Papua ini adalah acara tahunan yang digelar dari tahun 2007. Acara yang bertujuan buat ngegali potensi wisata Papua ini, mamerin perpaduan keindahan alam dan seni budaya Papua demingegerakkin sektor ekonomi kreatif di sanaDalam acara ini, kita diajak buat nyaksiin langsung keindahan alam dan keunikan budaya Papua yang autentik dan bernilai tinggi.
Nah, tahun ini Festival Danau Sentani ngangkat tema "Budayaku Sejahteraku" yang merupakan ekspresi dan kecintaan buat sesama manusia melalui budaya. Acara yang dibuka langsung sama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini nampilinpertunjukan seni tari dan musik tradisional, pameran kuliner tradisionalkerajinan rakyatyang didalemnya ada pameran benda-benda budaya, kerajinan batu cycloops, aksesoris, literatur budaya sama hasil-hasil pembangunan.  
Epss, masih ada yang lebih menarik nih di dalam acara Festival Danau Sentani ini, yaitu adanya pemecahan Rekor MURI untuk tebar benih ikan nila 1 juta ekor , kerja bakti massal 10.000 orang, pembersihan Danau Sentani dan yang paling serunya adalah iring-iringan tarian di atas perahu (isolo) dari perwakilan 24 kampung di Danau Sentani. Kebayang gak sih ramenya acara ini!
Oh iya, acara ini juga didukung sama perusahaan tambang di sana, Freeport. Freeport lewat program CSR-nya “Bersama Untuk Indonesia” ngasih dukungan penuh buat acara ini sampe akhirnya acara ini sukses terlaksana. Dalam boothnya, Freeport Indonesia memperkenalkan pilar-pilar kebersamaan yang meliputi Indonesia Beragam, Indonesia Berprestasi, Indonesia Mandiri dan Indonesia Sehat kepada para pengunjungnya yang  beberapa diantaranya itu Bupati Jayapura, pejabat Pemprov Papua dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Hmmm...
Gimana? Udah pengen ke Sentani belum? Jangan lewatin event ini taun depan ya!

Kamis, 04 Juni 2015

Limbah Bukan Penghalang Asa! Selamat Hari Lingkungan Hidup Sedunia.

Pernah denger soal kawasan MP21 Freeport? Kawasan ini dulunya tempat pembuangan pasir sisa tambang (tailing). Sekarang, tempat ini udah ditumbuhi sama berbagai tanaman produktif yang didalemnya ada berbagai jenis tanaman, kayak kopi, coklat, lada, duku dan salak. Selain itu, ada juga beberapa tanaman endemik hingga pertanian organik. PT Freeport Indonesia melakukan reklamasi lahan tailing seluas 600 hektar dan targetnya itu nanam tumbuhan seluas 12 hektar di setiap tahunnya. Banyak dan luas banget kan?

Kata orang-orang sih, tailing itu berbahaya, beracun, ga bermanfaat! Toh buktinya di MP-21, lahan bekas endapan ini bisa jadi wadah atau bahkan daerah yang bermanfaat. Ada perkebunan (gue udah coba buah-buahannya, kaya melon, jambu sama tomat dan ehmm segeerr semua!), perikanan, bunga-bungaan, semua ada deh. Buah-buahannya ga kalah enak sama buah di Taman Mekar Sari, Bogor.


Ada kabar gembira lainnya, waktu keliling timika bapak gue nunjukin kantor bupati timika ternyata WOW!! Itu juga dibangun dari tailing. Nah sekarang siapa yang bilang limbah itu ga bermanfaat. Mumpung sekarang memperingati hari lingkungan hidup sedunia, ga bakal ngehalain kita untuk berkreasi memanfaatkan limbah kan?

Oh life...

Another gate has open
Another step must taken
The gate that have so many doors that'll lead you to the place you crave so much
The step that will flatter even stumble to praise what will you become
Another choice need to be made
Another risks need to be faced
Oh life.. This is not even a half of what I have to face next. But so much energy you already take
No sleep could recharge what was lost
No hands could bring u back to the save place anymore
The sleep, the hands.. They're going to be something unrecognizable..
Something u fear the most.. Something you should crave the most.. No longer sleep needed. Only the memory of the dream we will hold..
No longer visible hands we granted.. But the invisible one that awaited.



By: Yessi O.

Kamis, 21 Mei 2015

Coffe-addict Masuk!



Hooray.. Gue dapet kiriman lagi dari Papua! Paket kali ini beda, isinya bukan abon gulung, coklat ataupun batik Papua, tapi kopi. “Amungme Gold Coffee”, masih dibungkus tebel dan gak kebuka sama sekali tapi wangi kopinya udah kecium banget. Setelah gue cari tau soal kopi ini, gue baru tau kalo kopi ini ditanam di perbukitan Papua dan diolah langsung sama masyarakat sekitar sana. Produksi kopi ini ada dibawah pendampingan SLD (Social Local Development) PTFI sebagai salah satu bentuk CSR mereka.

Karena rasanya yang enaaaak, akhirnya penggemar kopi ini makin banyak dan produksinya terus meningkat. Hal ini juga gak lepas dari pendampingan SLD PTFI yang melalui programnya yaitu Highland Agriculture Development (HAD) yang bergerak terus untuk meningkatkan kelompok usaha tani ini jadi usaha mandiri. Sekarang ini, udah ada dua cabang koperasi Amungme Gold yaitu di Tsinga dan Hoeya beranggotakan 109 orang petani kopi dengan luas lahan kebun kopi yang dikelola  sekitar 42 hektare tersebar di empat wilayah dataran Tinggi (Tsinga, Aroanop, Opitawak dan Hoeya).

Koperasi ini punya beberapa tujuan mulia buat masyarakat sekitar, yaitu  membangun tatanan perekonomian untuk mewujudkan masyarakat maju, adil dan makmur, Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggota koperasi, Memberikan pelayanan pinjaman dengan bunga murah, tepat dan cepat serta mendidik anggota untuk dapat menggunakan uang dengan bijaksana dan produktif.

Hasil gue searching sih, koperasi ini sekarang udah jadi tumpuan pengembangan ekonomi kerakyatan buat daerah perkebunan kopi itu. Bahkan sekarang ini udah ada sekitar 15.000 pohon produktif yang ngehasilin rata-rata  800 kg parchment per tahun.

Well, bagi kalian yang ngaku coffee-addict rasanya mesti nyoba deh ini kopi asli Papua, karena selain wangi kopinya yang bener-bener tajem, rasanya juga oke :))


Reference: http://ptfi.co.id/id/media/news/amungme-gold-cooperative-from-the-people-for-the-people

Senin, 27 April 2015

Fasilitas Internasional di Ujung Timur Indonesia



Kini, warga Papua akan segera mempunyai fasilitas olahraga baru berstandar internasional bernama Mimika Sport Complex (MSC) yang berlokasi di Kampung Limau Asri-SP5, Timika, Papua. Bangunan yang dibangun di atas lahan seluas 25 hektare ini nantinya akan menjadi salah satu fasilitas utama penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 di Papua dan pembangunannya baru rampung pada Desember 2015.
            Mimika Sport Complex terletak tepat di depan Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM), di dalamnya mencakup stadion atletik, track 400m, tribun timur dan barat, stadion indoor, asrama atlet putra dan putri, track pemanasan 150m, bangunan utilitas, kolam penampungan air, hingga pusat pertokoan.
            Semua fasilitas ini nantinya akan dikelola secara profesional oleh PT Freeport Indonesia, salah satu perwakilan dari Freeport menyatakan "PT Freeport Indonesia sedang menyiapkan satu gugus tugas bersama Pemkab Mimika dan KONI untuk merawat dan memelihara fasilitas MSC, apakah bentuknya melalui sebuah yayasan atau badan usaha milik daerah. Melalui pemeliharaan yang baik, fasilitas ini bisa menjadi salah satu yang terbaik di Papua untuk mendukung suksesnya PON 2020." Ujar , Deny Hudijana selaku Senior Manajer LL Infrastructure PT Freeport kepada Antara di Timika, Jumat.
            Selain itu, dalam rangka menjaga dan merawat MSC, Deny juga mengatakan untuk kedepannya akan diundang beberapa ahli yang berpengalaman untuk mengelola fasilitas MSC agar kondisinya tetap terawat hingga penyelenggaraan PON 2020. "Kami juga sudah melakukan studi banding ke Senayan dan tempat-tempat lain untuk mempelajari bagaimana kiat mereka mengelola fasilitas seperti ini sehingga tetap terawat secara baik," jelasnya.
          Pembangunan MSC didukung sepenuhnya oleh PT Freeport, untuk itu, Yopi Kilangin selaku Ketua Umum KONI dan tokoh masyarakat Mimika menghimbau kepada semua pihak di Kabupaten ini, dapat terus mendukung PT Freeport Indonesia beroperasi secara lancar agar pembangunan MSC dapat terealisasi sesuai target waktunya. Semoga dengan adanya fasilitas ini, Papua banyak melahirkan atlit-atlit baru yang bisa mengharumkan nama Indonesia, khususnya Papua.  

Source:

Jumat, 17 April 2015

INSTITUT PERTAMBANGAN NEMANGKAWI UNTUK PAPUA










Berawal dari keinginan untuk memberdayakan masyarakat lokal di wilayah sekitar daerah operasi PT Freeport Indonesia (PTFI) maka dibangunlah Institut Pertambangan Nemangkawi (IPN). Sekolah tersebut dikelola oleh Departemen Quality Management Services (QMS) PTFI.

Sekolah tersebut berdiri di lokasi seluas 6 ha di kawasan Light Industrial Park (LIP), Kuala Kencana. IPN dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas kelas dunia, seperti sepuluh simulator untuk truk Caterpilar dan Western Star, tiga area simulasi  tambang bawah tanah yang dilengkapi fasilitas untuk hauling, loading, dumping, ventilasi dan jackleg. Untuk masalah staff pengajar memiliki lebih dari 300 instruktur yang terakreditasi secara internasional.

IPN merupakan sebuah sekolah yang bertujuan untuk menyiapkan tenaga-tenaga terampil dan kompeten di sektor pertambangan. Sejak  2003, IPN telah melatih 425 mekanik alat berat, lebih dari 540 operator alat berat, dan lebih dari 500 pekerja tambang bawah tanah. IPN memiliki sejumlah program pelatihan dan pendidikan, yaitu program Pra-Magang, Program Pemagangan, Program Pendidikan Orang Dewasa, Program Master of Business Administration (MBA), Program Administrasi Niaga D-3 dan Program Pelatihan dan Pengembangan Karyawan PTFI.

Salah satu kisah sukses datang dari Elias Bidaugi Pigome atau lebih dikenal dengan EPI. Di kala itu dia adalah kandidat pra-magang di IPN. Setelah mengabdi sebagai pra magang di bagian Administrasi selama beberapa tahun akhirnya dia bekerja sebagai karyawan tetap di PTFI bahkan tahun 2007, akhirnya EPI berkesempatan untuk melanjutkan pendidikan di Teknik Geologi Trisakti atas beasiswa PTFI dan berhasil lulus pada awal Mei 2013 silam.


Source:

https://adityadicky.wordpress.com/category/uncategorized/page/9/
http://ptfi.co.id/id/media/news/earnestness-brings-skill

Selasa, 07 April 2015

LIRIH

Malam ini terasa begitu tidak biasa. Lebih dingin serta suram. Aku tetap melangkah melanjutkan perjalanan hari ini. Perjalanan lelah akibat rutinitas yang begitu-gitu saja. Samar-samar terdengar suara sirine mobil polisi dari kejauhan ditambah hiruk pikuk desisan warga yang panik dan takut. Aku langsung mendekap erat tas milikku yang berisikan banyak benda berharga. Akhir-akhir ini sering banyak kasus pembunuhan serta penjambretan di kota besar. Bulu kudukku langsung merinding mengingat begitu banyak orang hilang di sebuah universitas. Kejahatan kini sudah tidak bisa di prediksi berada di mana saja: tidak lagi di jalan besar, tidak lagi di kala malam hari, tidak lagi di gang-gang sempit tetapi dapat dimana saja dan kapan saja.
Suara sepatu hig heels 5 cm ku terdengar memecah hening lorong gang sempit ini. Gang ini terlalu sepi bahkan tidak biasanya seperti ini. Biasanya banyak laki-laki pemabuk maupun wanita menjajakan diri berkeliaran disini tetapi sekarang hanya ada angin dan nyamuk serta binatang kotor di gorong-gorong yang menemani langkahku berjalan. Aku terdiam dan sempat melihat ke belakang, merasa diikuti adalah kebiasan yang dialami oleh banyak orang yang berjalan sendirian. Aku menarik nafas dan menghembuskannya secara perlahan. Dadaku yang perlahan naik kemudian turun mengikuti irama desahan napas. Aku memegang rambutku yang baru saja dipotong pendek sebatas leher lalu perlahan menyentuh belakang leherku. Tiba-tiba saja suasana terasa begitu dingin.
Aku bergidik ngeri dan akhirnya sedikit berlari menerjang kelamnya malam ini. Di depan sana terlihat hanya belokan ke kanan, tidak terlalu ingat diriku akan jalan satu ini, mungkin hanya efek sedang lelah dan ketakutan membuat diriku tidak fokus. Kembali aku lanjutkan jalanku menyusuri lorong-lorong gang sempit ini.
Sudah sekitar lebih dari lima belas menit aku berjalan dan tidak kutemukan pula jalan keluarnya.  Aku mendongkak ke atas dan melihat bulan purnama yang memancarkan keindahannya. Sebuah tetesan air terjatuh tepat di pelupuk mataku. Karena kaget aku mundur beberapa langkah sebagai bentuk responsif tubuhku tanpa kusadari diriku menabrak sebuah tubuh yang besar. Aku langsung membalikkan diri hendak untuk meminta maaf namun nyatanya di belakangku tidak ada seorang pun. Hanya dengungan nyamuk saja.
Bulu kudukku begitu merinding. Sayup-sayup aku mendengar suara nyanyian dari kejauhan diiringi oleh gamelan khas jawa yang semakin memecah sunyinya malam ini. Mendadak semerbak bau bunga memutar-mutar di hidungku hingga mencapai sel-sel neutron di otak. Erangan nestapa tentang jeritan orang-orang pesakitan serasa menghantui diriku. Tubuhku berdesir takut hingga tak karuan namun hanya untuk melangkahkan kaki saja sampai tidak sanggup. Aku terbujur kaku berdiri di lorong gang sempit ini.
Semakin jelas suara seorang wanita tua bernyanyi sambil menyinden. Dalam nada suara pelan, ringkih dan halus tajam dengan khas Jawa. Aku hanya terdiam menahan nangis mendengar lirikan dengungan lagu tersebut karena aku mengenal jelas lagu tersebut.
“…….sliramu tumeking sirno
Ojo Tangi nggonmu guling
…jo ngetoro…
…… kang tak utusi
…….kang tak utusi
dadyo sebarang
Wojo lelayu sebet….”
Tiba-tiba suara benda-benda berjatuhan terasa begitu nyata pada kupingku. Aku masih tidak bisa bergerak barang satu inci pun. Air mataku mulai menangis. “lingsir wengi….”, gumamku lirih dalam hati.
Sebuah tangan menyentuh kaki kiriku. Tangan yang sangat dingin, kasar, dan begitu kelam. Aku menengok ke bawah. Dengan mata telanjang aku melihat, satu buah tangan berwarna putih kebiruan pekat menggenggam erat kakiku. Jari-jarinya panjang dan tidak sebanding dengan ukuran telapak tangannya. Jari kukunya berwarna hitam sangat dan menggores kulit kakiku hingga mengeluarkan darah. Aku berusaha berontak namun tetap percuma. Diriku kini hanyalah sebuah boneka manekin belaka.
Kini terdengar semakin jelas lagu tersebut di kepalaku. Terngiang-ngiang suara nenek yang dulu sering menyanyikan lagu tersebut di depan keluarga besar diiringi ritual persembahan hewan. Adegan itu begitu nyata ku ingat dalam gelap sebuah ruangan kecil yang kuintip diam-diam lima belas tahun lalu.
“Lingsir wengi sliramu tumeking sirno

Ojo Tangi nggonmu guling
awas jo ngetoro
aku lagi bang wingo wingo”

            Sebuah hembusan napas begitu dingin tepat berada di tengkuk leher belakangku. Tangan di kaki kiriku tiba-tiba menggenggam keras hingga serasa tulang patah. Air mata mengalir begitu deras dari pelupuk mataku. Helaian rambut panjang jatuh menutupi pandanganku ke depan. Hembusan napas dingin itu kembali menyentuh tengkuk belakang leherku. Mati rasa diriku kini mendengar jelas lagu tersebut dinyanyikan.
“jin setan kang tak utusi

jin setan kang tak utusi
dadyo sebarang
Wojo lelayu sebet”


“Lingsir wengi sliramu tumeking sirno

Ojo Tangi nggonmu guling
awas jo ngetoro
aku lagi bang wingo wingo

jin setan kang tak utusi

jin setan kang tak utusi
dadyo sebarang
Wojo lelayu sebet”


            Alunan gamelan  beserta lirik lagu lingsir wengi itu kini merajai tubuhku hingga ke rongga-rongga terkecil sekalipun. Mendadak aku merasakan betapa damai diriku. Suara kaki kuda melangkah menjauh terdengar samar-samar. Tetapi langsung ku teringat pesan nenek, “suara yang jauh menunjukkan bahwa dia sedang di dekat kita…”, bisiknya kepadaku dulu.
            Aku tersungkur jatuh mendadak. Masih kurasakan denyut sakit kakiku yang mungkin sekarang menyisakan bekas biru kemerahan berbentuk genggaman telapak tangan. Tubuhku serasa begitu habis tenaga. Kulihat bulan purnama yang kini bukan putih bercahaya tetapi berwarna merah darah.
            Aku menangis pelan dan mulai bernyanyi lirih….
“Lingsir wengi sliramu tumeking sirno

Ojo Tangi nggonmu guling
awas jo ngetoro
aku lagi bang wingo wingo

jin setan kang tak utusi

jin setan kang tak utusi
dadyo sebarang
Wojo lelayu sebet”


Namaku Dina – umurku 28 tahun. Aku dinyatakan tewas akibat perampokan dan tabrak lari. Disinyalir pelaku meninggalkan diriku tergeletak dalam kondisi hidup dengan kepala bocor. Akibat pendarahan di kepala akhirnya aku menghembuskan napas terakhir. Di kota besar kasus ini sudah begitu biasa terjadi namun yang mereka tidak ketahui kala itu telah terjadi peristiwa lain.

Namaku Dina – umurku 28 tahun. Aku tewas demi harta kekayaan dan kerakusan keluargaku sendiri. Perkiraanku aku dikorbankan sebagai tumbal pesugihan karena kondisi keuangan yang sedang memburuk, sedihnya hal itu dilakukan oleh ibuku sendiri.

Namaku Dina – umurku 28 tahun. Inilah diriku yang bercerita, sejujurnya sesungguhnya kesepian di lorong gang sempit ini. Bernyanyilah dan kunjungi diriku disini. Kapan saja…..
“Lingsir wengi sliramu tumeking sirno

Ojo Tangi nggonmu guling
awas jo ngetoro
aku lagi bang wingo wingo

jin setan kang tak utusi

jin setan kang tak utusi
dadyo sebarang
Wojo lelayu sebet”