Pages

Minggu, 27 April 2014

"Kirain kalian tiis tiis aja."

"Justru karena terlalu tiis, jadinya beku."

Senin, 21 April 2014

Freeport Indonesia dari Kacamata @JayaYEA

Long weekend kemaren, gw memutuskan leyeh-leyeh di rumah. Selain karena nggak ada yang ngajak main *bukan curhat*, gw emang lagi butuh koneksi cepet buat skype-an sama Bokap. Sayang banget dia nggak dapet cuti Paskah. Jadilah cuma bisa ngobrol di dunia maya.

Awalnya curhat biasa. Curhat patah hati *bagian ini akan gw tulis di postingan lain ya :p*. Kemudian gantian Bokap yang update kegiatannya di Timika. Aroma-aromanya gw bakal disaranin jadi entrepeneur nih gegara ada salah satu entrepeneur yang baru dateng ke Timika beberapa hari lalu.


Namanya Jaya. Sejujurnya baru tau dari Bokap sih... Mas Jaya ini adalah entrepeneur muda yang kayaknya seneng sharing ke komunitas-komunitas di Indonesia. Dia punya "Young Entrepeneur Academy", 'produsen' entrepeneur gitu. Salah satu komunitas yang bekerja sama dengan dia adalah UKM binaan Freeport. Berawal dari pengen tau lebih lanjut tentang dia, nemulah twit-twitnya yang bercerita tentang pengalamannya waktu ke Timika. Yang kayak gini nih yang perlu ditiru, berpendapat karena udah melihat langsung faktanya di lapangan! At least kalo belum pernah ke sana, berpendapatnya pake data, pake fakta, jangan omong doang.


Inilah dia beberapa pandangan Mas Jaya tentang Freeport Indonesia yang gw ambil langsung dari timelinenya. Silakan dibaca :)


1. Seharian full keliling Timika & ketemu UKM2 binaan Freeport. Banyak cerita asli yg beda dg yg selama ini kita dengar ttg Freeport.


2. Kalo langsung kesini baru akan ngeh, betapa wilayah kaya ini korupsinya terasa dimana2..


3. APBD yg 1,5 triliun setahun, hanya untuk penduduk 100 ribuan, selain jalan utama yg dibuat freeport, gak ada yg bagus.


4. Tadi kebetulan pas lagi ada yg dlm suasana perang suku, jadi bbrp usaha tutup, siap2 panah, hehe..


5. betul mas (Re: Freeport), sy jg mengalami sendiri hidup di lingkungan NewMont kab. Sumbawa Barat, mrk lebih peduli kpd masyarakat. (from: @5Adja)


6. Kultur orang asli disini bermalas2an & tukang 'todong' ke freeport doank. Susah dididiknya, maunya dpt 'jatah preman' aja.


7. Tapi cukup banyak juga suku asli yg udah berfikiran maju. Dan mereka juga susah menghadapi perilaku kawan yg msh kolot.


8. Berita2 ttg 'kejahatan' freeport lebih banyak dibuat u/ tujuan politik. Kondisi asli adalah sebaliknya, mrk sangat care.


9. bahkan Ada bbrp daerah yg blm teraliri listrik NewMont lah yg membuatkan pembakitnya jd daerah sekitarnya bs menikmati listrik (from: @5Adja)


10. Saya juga pernah ke Newmont, bagus banget & sangat care dg keselamatan. Begitu juga G Resources, Martabe.


11. jadi cerita soal Freeport dan Newmont ini yg biasa kita denger dr media, kadang kurang pas dg kenyataan yg ada.  (From: @5Adja)


12. Saya cerita ini bukan krn baru ketemu mrk, tapi ini kunjungan follow thru dari ECamp yg diikuti oleh mitra binaan Freeport.


13. Kalo terjun langsung di lapangan dan wawancara mrk, kita akan tahu betapa 'alotnya' untuk mengedukasi kultur disini.


14. Jam 9 waktu sini, orang udah pada takut keluar, karena sering rawan kriminal, preman pemabok, sampe pembunuhan.


15. Sy sempat kaget: Koq semua toko kelontong ada PAGARNYA >> ternyata mslh keamanan. Yg jualan dibalik jeruji u/ proteksi.


16. Betul..! Perlu waktu u/ pergeseran kultur & pola pikir RT : jadi, real problem kita adalah soal mental dan mindset, mas?


17. Kalo rugi, tinggal tutup dan org papua tetap di hutan RT : secara makro, merugikan mas. karena SDA berpindah keluar, utuh.


18. Investasi asing diperlukan untuk menghasilkan perputaran uang & pemberdayaan masyarakat sekitar..


19. Cara tercepat membangun suatu kota, ya pindahkan SARANG SEMUT ke kota tsb >> Pabrik, Wisata, Pendidikan yg jadi Anchornya.


20. Seperti kasus suku asli lainnya, Timika 'diserbu' oleh pendatang Jawa, Madura, Makassar yg ethos kerjanya tinggi & membaca peluang.


21. Alhasil, pedagang2 yg berhasil di Timika, ya perantauan. Suku asli? Hanya nunggu 'jatah preman' dari Freeport..


22. Saran saya kpd freeport adalah Fokus ke generasi muda saja, kirimkan ke yg program 1 tahun. Pulang & praktekkan.


Gimana? Udah dapet pencerahan tentang apa yang sebenernya terjadi di Papua? :)

x

Jumat, 18 April 2014

Anak Ayam

Suatu hari, seorang anak perempuan menemukan seekor anak ayam di halaman rumahnya. Aneh, karena keluarganya tidak pernah memelihara hewan itu. Anak ayam itu pun terlihat kebingungan dan berjalan seorang diri, tidak ada induk maupun saudara-saudaranya.

Merasa iba, sang anak perempuan memutuskan memeliharanya. Memberinya makan, membersihkan tubuhnya, dan membiarkannya berjalan-jalan di halaman. Sesekali mereka bermain kejar-kejaran; anak perempuan yang mengejar dan menangkap anak ayam, bukan sebaliknya.

Kebaikan sang anak perempuan membuat anak ayam merasa nyaman. Meski tidak tahu siapa induknya atau saudara-saudaranya, ia memutuskan tidak pernah meninggalkan anak perempuan itu. Meski sang anak perempuan tidak pernah menutup halaman rumahnya atau mengurungnya di kandang, anak ayam itu tahu diri. Ia tidak pernah berjalan ke luar rumah sang anak perempuan.

Anak ayam itu sampai menghafal kebiasaan sang anak perempuan. Setiap pagi ia bangun sebelum matahari terbit. Merapikan kamar, bersiap ke sekolah. Sarapan, lalu berangkat bersama sahabatnya yang hanya berjarak dua rumah dari rumah sang anak perempuan. Ketika matahari rasanya tepat di atas kepala, sang anak perempuan pulang. Makan siang, terkadang di halaman rumah agar bisa melihat anak ayam bermain.

Mereka tumbuh bersama. Sampai tanpa terasa, anak ayam sudah menjadi ayam yang layak untuk dikonsumsi. Namun anak perempuan itu terlalu menyayanginya. Ia memutuskan tidak akan pernah memotong hewan yang ditemukannya tanpa sengaja itu. Meskipun ayam itu adalah hewan terakhir yang bisa dimakan.

Namun, anak ayam tetaplah anak ayam. Nalurinya muncul seiring dagingnya yang bertambah banyak. Merasa lebih kuat, anak ayam itu mulai mencoba berjalan ke luar halaman rumah. Sang anak perempuan masih tidak melarang atau mengurungnya. Ia hanya beberapa kali mengamankan ayam itu ketika jalanan di depan rumahnya terlalu ramai. Ia hanya tidak ingin ayam itu mati konyol karena tertabrak atau diambil seseorang.

Hingga suatu hari, anak ayam itu berjalan ke luar halaman rumah. Tanpa disadari, semakin jauh. Tidak pernah menoleh ke belakang. Beberapa kali nyaris tertabrak pengendara motor. Sampai ia bertemu sesuatu yang menyerupai dirinya. Seekor ayam muda, menawan hatinya. Anak ayam itu sudah lupa pada anak perempuan yang merawatnya. Tanpa berpamitan, ia pergi, meninggalkan sang anak perempuan yang kebingungan dan mengkhawatirkannya. Ia tidak tahu, anak ayamnya mungkin tidak pernah kembali. Sampai akhirnya ia tidak mau peduli lagi, kalaupun suatu hari anak ayam itu muncul lagi.

Kamis, 03 April 2014

Papuan Brotherhood Dorong Normalisasi Operasional PTFI

Masih ingat beberapa hari lalu rame isu efisiensi karyawan PTFI di Papua? Isu itu muncul terkait beban pajak yang harus dibayar Freeport ke pemerintah. Untungnya, kegiatan operasional di sana sekarang udah normal lagi dan semoga nggak ada PHK. Thanks to Papuan Brotherhood, komunitas yang lahir dari internalnya PTFI, yang udah mengupayakan penormalan ini.



Ini dia beritanya seperti yang gw kutip dari Tabloid Jubi:

    Timika, 3/4(Jubi) - Upaya Papuan Brotherhood, yang mendorong PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk menormalisasi operasional membuahkan hasil. Dalam waktu dekat operasional PT Freeport siap kembali berjalan normal.
    Silas Natkime , ketua organisasi Papuan Brotherhood yang terlahir dari eksistensi internal PT Freeport, mengatakan beban pajak yang diwajibkan pemerintah, dan kemungkinan proses efesiensi karyawan atau pemutusan hubungan kerja (PHK) dipastikan tidak akan terjadi.
    Pihaknya mengaku sudah memastikan hal itu kepada pihak pemerintah selama pertemuan kami, baik bersama pihak DPR RI Komisi VII yang menangani pertambangan, juga kepada Kementerian Energi dan Sumber Dana Mineral (ESDM) RI, Kementerian Keuangan  dan kepada Presiden di Jakarta bahkan pihak PT Freeport Mc Moran Gold and Copper Inc. Ltd di Amerika.
    Mari kita syukuri bersama untuk semua hasil ini, terima kasih untuk dukungan yang sudah dilakukan pemerintah, DPRD Mimika dan Papua, MRP, Tongoi Papua, Papuan Development maupun PUK SPSI KEP PTFI,” ujar Silas Natkime, di Timika, Kamis (3/4).
    Dirinya juga menyatakan syukur karena penerapan UU Minerba akhirnya bisa ditunda bagi PT Freeport, termasuk semua pajak-pajak yang memberatkan.
    Menurutnya, sejak Oktober 2013 silam,Papuan Brotherhood mencoba bergerak ,bernegosiasi dengan PTFI agar beroperasi kembali dengan normal.
    Sebagaimana diberitakan sebelumnya, jumlah manfaat yang diterima oleh Pemerintah Indonesia dari tahun 1992 sampai tahun 2013, sesuai dengan Kontrak Karya PTFI tahun 1991, telah mencapai 15,2 miliar US Dollar.
    Vice President Corporate Communications, Daisy Primayanti menjelaskan bahwa pembayaran dividen PT Freeport Indonesia (PTFI) ditentukan oleh Dewan Direksi PTFI, dan disetujui oleh Dewan Komisaris dan Pemegang Saham, dalam hal ini juga Pemerintah Republik Indonesia yang diwakili oleh Kementerian BUMN, berdasarkan pada kinerja keuangan PTFI dan ketersediaan kas. (Jubi/Eveerth)